SIKAP-SIKAP DASAR PERISAI DIRI
Minangkabau
Minangkabau
merupakan suku dan budaya di wilayah Sumatera Barat yang terkenal
dengan legenda silatnya atau di daerah sana disebut 'silek'. Silat
Minang terkenal dengan teknik kunciannya dan banyak menggunakan
kuda-kuda atau posisi kaki merendah. Teknik ini sangat bagus untuk
melatih kekuatan otot kaki dan kemantapan kuda-kuda. Apabila didalami,
dalam Teknik Minang banyak terdapat teknik patahan dan kuncian yang bisa
menghancurkan persendian lawan.
Teknik Minangkabau didalami oleh
pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Calon
Keluarga,
yaitu setelah melewati tingkat Dasar I (minimal 6 bulan) dan
Dasar II (minimal 6 bulan). Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar
tangan kosong lawan pisau dan pisau lawan pisau.
Burung Mliwis
Burung
Mliwis adalah jenis burung yang mirip dengan bangau. Mereka menggunakan
paruh untuk menangkap mangsanya, bergerak dengan cepat dan terkadang
mengangkat salah satu kakinya saat berdiri. Sifat tersebut kemudian
diadaptasikan terhadap anatomi tubuh manusia. Teknik Mliwis menggunakan
ujung-ujung jari sebagai perlengkapan yang digunakan untuk menyerang
lawan. Terkadang, teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan dalam
melumpuhkan lawan.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah.
Sasaran yang dipilih umumnya adalah bagian lemah dari lawan seperti
mata, leher dan dagu. Teknik ini juga bisa diaplikasikan untuk
penggunaan senjata celurit. Sebagai pelindung, teknik Mliwis terkadang
mengangkat salah satu lututnya untuk memerisai dirinya dari serangan
lawan. Teknik mliwis bergerak dengan cepat, ringan dan luwes, baik saat
menghindar ataupun saat menyerang. Salah satu target yang diberikan dari
latihan teknik ini adalah kelincahan dan keseimbangan seorang pesilat
dalam bergerak.
Teknik Burung Mliwis didalami oleh pesilat
Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih.
Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong melawan
pedang satu, pedang satu lawan pedang satu dan Solospel pisau.
Burung Kuntul
Setelah
seorang pesilat mempelajari teknik Burung Mliwis, mereka akan
mempelajari teknik Burung Kuntul sebagai Teknik Asli di tingkat
selanjutnya. Burung Kuntul adalah sejenis burung yang banyak dijumpai di
sawah atau perkebunan. Mereka bergerak lebih cepat dari burung Mliwis
dan terkadang menggunakan kakinya untuk menyerang mangsanya.
Dibandingkan dengan teknik Mliwis, teknik Kuntul lebih cepat dan tegas
dalam bergerak. Serangan yang dikeluarkan lebih berupa 'pecutan'
dibandingkan 'pukulan'. Menggunakan lekukan jari dalam menyerang. Tenaga
yang digunakan bergerak sangat cepat dimulai dari titik awal tenaga,
melontar menuju bagian badan yang digunakan untuk menyerang. Target
sasaran masih merupakan daerah lemah lawan, yakni mata. Dalam melakukan
serangan kaki, teknik ini selalu merusak lutut lawan dengan telapak
kakinya.
Teknik Burung Kuntul didalami oleh pesilat Perisai Diri
yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih Hijau. Pada
tingkat ini juga diajarkan teknik dasar pedang dua lawan toya dan
Solospel pisau.
Burung Garuda
Garuda
dilambangkan sebagai raja dari segala jenis burung. Mereka memiliki
kekuatan, kecepatan yang seimbang dengan tenaganya dan instinct berburu
yang tinggi terhadap mangsanya. Teknik Garuda memiliki perlengkapan yang
lebih dibandingkan Kuntul dan Mliwis. Fungsi sayap (yang diadaptasikan
ke bentuk tangan dengan jari-jari terbuka lebar), digunakan untuk
menyerang lawan ke bagian leher, pelipis dan sendi tubuh.
Serangan
lebih mengarah ke bagian lemah. Dalam jarak yang sangat dekat, teknik
ini menggunakan sikunya sebagai senjata untuk menyerang ke arah kepala,
dagu dan ulu hati. Serangan kaki yang dilakukan oleh teknik ini, lebih
mengarah ke kemaluan lawan, apabila lawan berada dalam jarak yang rapat.
Untuk melindungi dirinya, teknik ini dapat menolak serangan lawan yang
bisa mengakibatkan rusaknya persendian lawan. Tenaga yang digunakan oleh
teknik Garuda lebih besar karena teknik ini mulai memanfaatkan tenaga
dari badan. Serangan tangan yang dikeluarkan bersifat 'mengiris',
sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan senjata pedang atau
golok.
Teknik Burung Garuda didalami oleh pesilat Perisai Diri
yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau. Pada tingkat
ini juga diajarkan teknik dasar toya lawan toya, Serang Hindar tangan
kosong lawan pisau dan Solospel pedang satu.
Harimau
Harimau
selalu mengamati mangsanya dengan seksama. Apabila sudah menentukan
mangsanya, maka harimau akan melakukan perhitungan yang sangat matang
untuk memburu mangsa tersebut dengan cepat, tenaga penuh dan buas.
Teknik Harimau adalah teknik yang penuh dengan tenaga. Apabila teknik
Garuda dikatakan 'mulai' menggunakan tenaga badan, maka teknik Harimau
dapat dikatakan sepenuhnya menggunakan tenaga yang teralir dari badan.
Dalam menyerang dan menghindar, teknik ini mengalirkan tenaga yang deras
melalui perpindahan posisi tubuh.
Mematah leher lawan dalam waktu
kurang dari 1 detik. Bentuk tanganya dapat digunakan untuk mencakar,
memukul, mencengkram, mematah, memanjat, melempar, mendorong, menolak,
menarik dan mengunci lawan. Serangan kaki yang dimiliki juga lebih
berfariasi, baik untuk posisi merendah ataupun tegak. Dengan sasaran
seluruh persendian dan titik lemah lawan, teknik Harimau selalu sigap
terhadap serangan balik lawan karena refleks yang dimilikinya.
Teknik
Harimau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat
minimal Keluarga Strip Hijau Biru. Pada tingkat ini juga diajarkan
teknik dasar tangan kosong lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan
pedang dan Solospel pedang satu.
Naga
Naga
adalah simbol binatang terkuat dalam beladiri Cina. Bergerak dengan
meliukkan tubuhnya seperti ular dan menggunakan ekornya untuk mengibas
lawan. Teknik Naga menyatukan energinya dengan pola langkah yang
melingkar untuk mematahkan persendian lawan. Energi yang dikeluarkan
disalurkan bersamaan dengan moment badan yang bergerak untuk menyerang
lawan.
Pada tingkat yang sama, pesilat juga menerima pelajaran
pernafasan (Gwa Kang) yang gunanya untuk mengembangkan tenaga yang
dimiliki, setelah proses pembentukan otot-otot tubuh yang dimulai dari
Tingkat Dasar. Dalam menyerang, teknik ini melumpuhkan lawan dengan
sasaran leher dan seluruh persendian. Dalam merusak persendian, teknik
ini tidak menggunakan tenaga dari tangan, tetapi lebih mengunakan
badannya. Untuk menjatuhkan lawan, Naga memiliki teknik sapuan luar dan
dalam yang dikeluarkan pada saat posisi merendah.
Teknik Naga
didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal
Keluarga Strip Biru (Asisten Pelatih). Pada tingkat ini juga diajarkan
Serang Hindar tangan kosong lawan senjata dan Solospel pedang dua.
Satria
Setelah
menerima pelajaran teknik asli binatang, mulai dari Mliwis hingga Naga,
pada tingkat selanjutnya seorang pesilat Perisai Diri akan menerima
Teknik Asli manusia. Pada tahap ini, seorang pesilat dianggap telah
menguasai inti dari teknik binatang yang telah dipelajarinya.
Satria
adalah teknik manusia pertama yang dipelajari pada tingkat selanjutnya.
Satria adalah gambaran seseorang yang tegap, dengan refleks yang bagus,
gigih, cekatan, berfikir sebelum bertindak dan penuh percaya diri.
Begitu pula dengan tekniknya, Satria selalu membusungkan dadanya dan
sangat percaya diri untuk menyerang ataupun menerima serangan lawan.
Sering kali serangan yang datang tidak dihindari, tetapi langsung
dihancurkan dengan menebang, menotok atau menolak. Ini lebih disebabkan
oleh hasil pernafasan yang sudah dilatihkan sejak tingkat sebelumnya.
Serangan yang dikeluarkan mengarah ke kepala, ulu hati dan persendian
tubuh. Serangan kaki yang dikeluarkan mengarah ke 8 penjuru angin :
depan, belakang, kiri, kanan dan serong.
Teknik Satria didalami
oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga
Strip Biru Merah (Asisten Pelatih).
Pendeta
Diangkat
dari Bahasa Jawa, 'pandito' adalah sosok seseorang yang penuh dengan
kebijaksanaan, mawas diri, hati yang tunduk dan selalu menuntun orang
lain ke jalan yang baik.
Dibandingkan dengan teknik-teknik
sebelumnya, Pendeta merupakan teknik yang cenderung untuk tidak
memamerkan kekuatan dirinya. Walaupun tenaga yang disalurkan saat
menyerang sangat besar, tetapi sikapnya tidak mencerminkan kebuasan dan
unjuk diri. Tenaga yang digunakan hanya seperlunya saja dan hanya keluar
pada saat menyentuh lawan.
Teknik Pendeta didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah (Pelatih).
Putri
Putri Bersedia ,Putri Berhias , Putri Teratai , Bunga Sepasang
Teknik
Putri adalah Teknik Asli tertinggi pada silat Perisai Diri. Teknik ini
sangat lembut, tetapi di balik kelembutan tersebut tersimpan tenaga yang
sangat deras.
Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri.
Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun
tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut
kembali.Bergerak dengan ringan, tetapi di tengah pergerakan acap kali
mengeluarkan serangan yang tidak dapat terlihat oleh lawan. Teknik ini
bergerak lembut dengan memadukan teknik pernafasan (Gwa Kang dan Gin
Kang) serta pelajaran jalan darah dan energi melalui rasa.
Teknik ini didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah Kuning (Pelatih).
TEKNIK-TEKNIK PERISAI DIRI
Teknik Putri
Teknik
Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini
bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi
sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan
seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah
dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik
lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi.
Teknik Satria
Setelah
mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari
teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada
tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan
dari teknik hewan pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu
teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya,
seperti liar, buas dan brutal.
Teknik Naga
Naga
dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai
Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir
di Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara
langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk
menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang.
Teknik Harimau
Dibandingkan
dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik
itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.
Teknik
ini di adaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan
anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda
karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan
kecepatan dan tenaga.
Teknik Burung Kuntul
Setelah
mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik
berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan
untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga
saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut.
Teknik Burung Garuda
Garuda
adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh
karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda
memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi. Saat berlatih teknik
Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan
badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak.
Teknik Pendeta
Dalam
Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan
falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke
dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan
juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan.
Teknik Burung Meliwis
Burung
Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak
dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk
melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan
ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan
sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
TINGKATAN DALAM PERISAI DIRI
Setiap
tingkat di Perisai Diri memiliki target latihan yg berbeda, oleh karena
itu materi latihan yg diberikan pun berbeda setiap tingkatnya. Aspek yg
membedakan antara tingkat yg satu dan yg lainnya a.l. adalah:
keluwesan, ketegasan, tenaga, kecepatan, pernafasan, pendalaman tehnik
dan pelaksanaan tehnik.
Tingkat Dasar
Tingkat
Dasar I dan II bertujuan untuk memperkenalkan tehnik Perisai Diri
secara garis besar. Pada tingkat Dasar, siswa akan mempelajari :
Langkah dasar Perisai Diri.
Dasar dari sistem pertarungan Perisai Diri (Serang Hindar).
Perkenalan tehnik Serangan (Tangan, kaki dan badan)
Melatih arah terbaik dalam menghindari serangan lawan.
Tingkat Calon Keluarga
Tingkat
Calon Keluarga adalah masa transisi dimana siswa akan mulai dilatih
untuk melaksanakan tehnik dengan benar, tegas, bertenaga dan serius. Yg
akan dipelajari pada tingkat ini adalah:
Melaksanakan Serang Hindar dengan pedoman yang benar.
Memperkenalkan tehnik Serang Balas sebagai lanjutan pelajaran Serang Hindar.
Secara khusus melatih kuda-kuda siswa melalui tehnik asli Minangkabau.
Mempelajari senjata wajib Pisau.
Mempelajari cara Pembelaan Diri.
Tingkat Keluarga
Tingkat
Keluarga dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu tingkat putih, putih hijau,
hijau dan hijau biru. Lambang tingkatan berupa warna yang diletakkan di
badge pada seragam Perisai Diri. Pada tingkat inilah siswa akan
mempelajari tehnik Perisai Diri lebih dalam. Lalu, apa saja yg
dipelajari di tingkat ini ?
Melatih kelincahan dan fleksibilitas gerak tubuh melalui tehnik asli Burung Mliwis.
Melatih kecepatan dan kelincahan melalui tehnik asli Burung Kuntul.
Melatih penggunaan tenaga badan melalui tehnik asli Burung Garuda dan Harimau.
Mengaplikasikan penggunaan tehnik Serang Hindar, Serang Balas dgn pedoman yg benar.
Aplikasi pembelaan diri.
Mempelajari senjata wajib: pedang dan thoya.
Mempelajari senjata tambahan spt: kipas, clurit, samurai, dsb.
Melatih kecepatan dengan target minimal 1 detik 2 gerak.
Tingkat Pelatih
Tingkat
Pelatih dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu : Biru, Biru Merah, Merah dan
Merah Kuning. Tingkat Biru dan Biru Merah disebut juga asisten pelatih
internasional, sedangkan tingkat Merah dan Merah Kuning adalah pelatih
internasional, yg berarti dimanapun ia berada, harus siap melatih silat
Perisai Diri, baik di dalam ataupun di luar negeri.
Melatih
pernafasan untuk meningkatkan tenaga (power expansion), penyaluran
tenaga (power distribution) dan pelepasan tenaga (power explotion).
Melatih pernafasan untuk meringankan tubuh.
Melatih
tehnik yg telah dipelajari, namun dalam tahap mendalami dan menghayati (
3 tingkatan dlm mempelajari tehnik : mempelajari, mendalami dan
menghayati).
Mendalami dan menghayati pelajaran senjata.
Mendalami pedoman tehnik tingkat lanjut (papasan) dan penerapannya.
Pendekar Muda
Pendekar
Tingkat Pendekar
Tingkat
ini dibagi menjadi 2 tingkatan: Pendekar Muda dan Pendekar. Pada
tingkat ini, akan dipelajari penghayatan tehnik dan penggunaan tehnik
yang halus/lembut namun berakibat fatal bagi lawan. Hal ini dipelajari
melalui tehnik asli Putri.
TINGKATAN PERISAI DIRI
21.32 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar